Minggu, 17 Februari 2013

General service system pada kapal

General service system pada kapal

1.Sistem bilga

Fungsi utama dari sistem bilga adalah untuk membuang atau menguras air (drainase) bila terjadi kebocoran baik akibat grounding atau collision. Sedangkan fungsi sampingan adalah sebagai penguras atau pengeringan akibat air yang masuk ke ruang muat karena ombak dilaut, akibat cuaca buruk atau hujan, akibat kebocoran kecil karena adanya keretakan dan akibat pengembunan. Dimana sistem bilga ini bekerja dengan mengeluarkan air yang dikumpulkan dalam bilge well.
Sistem bilga untuk kapal cargo terpisah dalam 2 bagian, yakni:
 a. Clean Bilge System
Yaitu sistem bilga yang berfungsi untuk membuang air yang tidak tercampur dengan minyak. Air tersebut bisa berasal dari kebocoran pada lambung kapal, ombak yang masuk ke geladak hujan, pengembunan, atau waktu pencucian cargo hold.
b. Oily Bilge System
Yaitu sistem bilga yang mana air kotor dan minyak bercampur menjadi satu sebagai fluida yang akan diserap. Sistem ini terdapat pada kamar mesin yang mana pada kamar mesin banyak terdapat minyak baik dari kebocoran pipa bahan bakar atau pelumas dan lain-lain. Cara kerja dari sistem bilga berbeda untuk tiap sistem. Pada clean bilge system, air yang tidak tercampur dengan minyak baik berasal dari kebocoran dan lain-lain langsung dipompa ke overboard menggunakan pompa bilga. Pada kamar mesin juga disediakan 1 buah direct suction bilge well untuk menampung air jika terjadi kebocoran pada kamar mesin. Jika terjadi kebocoran pada kamar mesin, air yang masuk ditampung pada direct suction bilge well dan langsung dibuang ke overboard tanpa melalui treatment. Untuk oily bilge system, air yang tercampur minyak ditampung pada engine room bilge well lalu disedot menggunakan pompa yang terpisah dengan pompa bilga untuk clean bilge system. Pada sistem bilga ini digunakan oily bilge pump. Lalu dialirkan menuju waste collectting tank. Setelah itu dengan menggunakan pompa yang sama, fluida air-minyak dialirkan menuju Oily Water (OWS). Pada OWS, fluida dipisahkan sehingga bagian yang berupa minyak murni dibuang langsung ke oily waste collectting tank. Sedangkan air dan sisa minyak yang belum terpisah sempurna dikeluarkan dari OWS dengan melewati Oily Content Monitor (OCM). Sensor ini akan mendeteksi jumlah kandungan minyak pada air. Jika kandungannya kurang dari 15 ppm, maka langsung dibuang ke overboard. Jika kandungannya melebihi 15 ppm, maka cairan tersebut dikembalikan ke waste collectting tank untuk disirkulasikan kembali sampai air dan minyak benar-benar terpisah. Minyak yang terdapat pada sludge tank dibuang dengan pompa tersendiri ke shore connection.
2. Sistem Ballast
Sistem Ballast adalah salah satu system pelayanan dikapal yang mengangkut dan mengisi air ballast. Sistem pompa ballast ditujukan untuk menyesuaikan tingkat kemiringan dan draft kapal, sebagai akibat dari perubahan muatan kapal sehingga stabilitas kapal dapat dipertahankan. Pipa ballast dipasang di tangki ceruk depan dan tangki ceruk belakang (after and fore peak tank), double bottom tank, deep tank dan tangki samping (side tank). Ballast yang ditempatkan di tangki ceruk depan dan belakang ini untuk melayani kondisi trim kapal yang dikehendaki. Double bottom ballast tank dan deep tank diisi ballast untuk memperoleh sarat air yang layak, tangki ballast samping untuk memperoleh penyesuaian sarat air dalam daftar.
Tangki ballast diisi dan dikosongkan dengan saluran pipa yang sama, jika stop valve dipasang pada system ini. Jumlah berat ballast yang dibutuhkan untuk kapal rata-rata 10% sampai 20% dari displacement kapal. Keperluan system ballast dari kapal muatan kering (dry cargo ship) adalah sama dengan system pipa bilga. Sistem pipa ballast harus dapat / bisa memenuhi sarat untuk menyediakan pengisian air ballast dari dry cargo tank atau ruangan yang berdampingan. Hubungan antara saluran pipa bilga dan saluran pipa ballast harus dengan katup tolak balik (non return valve).
Komponen – komponen sistem ballast :
a. Tangki Ballast
Tangki ballast berfungsi untuk menjaga kestabilan kapal baik saat berlayar maupun saat kapal melakukan bongkar muat. Pada saat kondisi kapal berlayar, tangki ballast dalam kondisi kosong, sedangkan saat kapal melakukan bongkar muat, tangki ballast diisi untuk menjaga kestabilan kapal.
 b. pipa ballast
c. katup dan fitting
Katup dan fitting yang biasa digunakan adalah
 1. Elbow 90
2. filter
3. SDNRV
 4. Gate valve
 5. Sambungan T
6. Butterfly v/v
d. pompa
Pompa yang mendukung system ballast terdiri dari 2 pompa, yang juga mendukung sistem lain, yakni sistem pemadam dan bilga. Pompa ini terdiri dari pompa bilga-ballast dan pompa general service. Pompa general service digunakan sebagai pompa kedua pada sistem Ballast. Jadi, pompa general service ini kapasitasnya cukup 85% dari kapasitas pompa Ballast agar dapat menghandle sistem Ballast tersebut, yaitu 85% dari pompa Ballast – Fire.
e. overboard Fungsi outboard adalah untuk mengeluarkan air yang sudah tidak terpakai. Peletakan Outboard ini haruslah diatas garis air atau WL dan harus diberi satu katup jenis SDNRV
f. Seachest terdiri dari High Seachest dan Low Seachest
g. pipa terdiri dari pipa cabang dan pipa utama
3. Sistem Pemadam Kebakaran Penggunaan air sebagai pemadam kebakaran diperuntukkan bagi semua akibat kebakaran kapal, kecuali kebakaran yang ditimbulkan dari batubara atau minyak. Sistem pipa kebakaran di kapal ini dipusatkan di suatu ruangan kapal dan pipa-pipa ini menggunakan pipa tembaga (copper) atau pipa galvani yang berdiameter 50 sampai 100 mm. Pipa induk kebakaran terbentang disepanjang lambung kapal dan diperlengkapi dengan hydrant tiap jarak tidak kurang dari 20 meter. Saluran slang kanvas dihubungkan dengan hydrant.
a. Hydrant Hydrant berfungsi sebagai sisi discharge dari system pemadam kebakaran yang dipasang di deck. Hydrant dirancang dapat mensuplai air dengan tekanan sedemikian rupa sehingga tekanan pada nozzle (hoses) mencapai 2,5 Bar, sesuai dengan syarat yang diharuskan kelas. Pemasangan Hydrant sepanjang main deck ditempatkan dengan jarak tertentu dimana panjang hoses (15-20m) dapat mengcover seluruh bagian dari deck kapal jika terjadi kebakaran.
b. Pompa Pompa yang mendukung Fire Main system ini terdiri dari 3 pompa, 2 merupakan pompa general service yaitu pompa bilga-fire dan fire pump. Sedangkan yang satu lagi adalah emergency fire pump. Emergency fire pump terletak di forecastle deck, yang mana persyaratannya adalah harus berpenggerak sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar