SISTEM BALLAST KAPAL
a. Cara Kerja
Cara kerja sistem ballast, secara umum adalah untuk mengisi tangki ballast yang berada di double bottom, dengan air laut, yang diambil dari seachest. Melalui pompa ballast, dan saluran pipa utama dan pipa cabang.
b. Fungsi Sistem Ballast
Sistem ballast merupakan sistem untuk dapat memposisikan kapal dalam keadaan seimbang baik dalam keadaan trim depan maupun belakang, maupun keadaan oleng. Dalam perencanaannya adalah dengan memasukkan air sebagai bahan ballast agar posisi kapal dapat kembali pada posisi yang sempurna.
c. Pelabuhan Asal dan Tujuan
Kapal tanker ini memiliki rute pelayaran dari makassar ke Tokyo.
d. Jumlah Muatan
Jumlah total muatan yang dapat diangkut di tangki ruang muat adalah mencapai 12498.954 ton. Yang dibagi ke enam tangki muatan
e. Rule dan Rekomendasi
Menurut Volume III BKI 1996 section 11 P, dinyatakan :
1) Jalur Pipa Ballast
• Sisi Pengisapan dari tanki air ballast diatur sedemikian rupa sehingga pada kondisi trim air ballast masih tetap dapat di pompa.
• Kapal yang memiliki tanki double bottom yang sangat lebar juga dilengkapi dengan sisi isap pada sebelah luar dari tanki. Dimana panjang dari tanki air ballast lebih dari 30 m, Kelas mungkin dapat meminta sisi isap tambahan untuk memenuhi bagian depan dari tanki.
2) Pipa yang melalui tangki
Pipa air ballast tidak boleh lewat instalasi tanki air minum, tanki air baku, tanki minyak bakar, dan tanki minyak pelumas.
3) Sistim Perpipaan
• Bilamana tanki air ballast akan digunakan khususnya sebagai pengering palka, tanki tersebut juga dihubungkan ke sistim bilga.
• Katup harus dapat dikendalikan dari atas geladak cuaca (freeboard deck)
• Bilamana fore peak secara langsung berhubungan dengan suatu ruang yang dapat dilalui secara tetap ( mis. Ruang bow thruster) yang terpisah dari ruang kargo, katup ini dapat dipasang secara langsung pada collision bulkhead di bawah ruang ini tanpa peralatan tambahan untuk pengaturannya.
4) Pompa Ballast
Jumlah dan kapasitas dari pompa harus memenuhi keperluan operasional dari kapal
f) Tangki Ballast
Tangki ballast pada kapal ini terdiri dari 5 tangki di bagian starboard dan 5 tangki di bagian portside. Dengan total kapasitas 1517.363 ton, dengan perkiraan lama pengisian 10 jam.
g) Jumlah dan Jenis Katup serta Fitting
Untuk katup dan fitting pada pipa hisap sistem ballast, pada gambar diperoleh jumlah fitting jenis Elbow 90o sebanyak 6 buah, katup jenis Butterfly 1 buah, strainer1 buah, dan 3 way valve sebanyak 1 buah. Sedangkan untuk pipa discharge sistem bilga, pada gambar terhitung fitting jenis Elbow 90o sebanyak 5 buah, butterfly 1 buah, strainer 2 buah, katup jenis SDNRV sebanyak 1 buah, dan 3 way valve sebanyak 1 buah. Dengan demikian total head losses diperoleh sebesar 22.45 m.
h) Pompa
Dari head losses yang telah dihitung diatas, maka saya dapatkan Daya pompa yang dibutuhkan sebesar 9.0208 kW atau sebesar 12.2665 HP. Oleh karenanya pompa yang saya pilih untuk memenuhi kebutuhan daya serta head tersebut adalah pompa bilga merek Shinko, type RVX 200S double stage, dengan putaran 1500 RPM, daya motor 15 kW, kapasitas 100 m3/jam, Head 50 m, dan frekuensi 50 Hz. Pompa bilga ini saya letakkan di tanktop.
i) Outboard
Air yang tidak terpakai akan dikeluarkan melalui Outboard. Dimana peletakan Outboard ini haruslah 0,76 m diatas garis air atau WL, pada satu outboard harus diberi satu katup jenis SDNRV.
j) Seachest
Seachest merupakan tempat di lambung kapal, dimana di sea chest terdapat pipa saluran masuknya air laut. Selain pipa tersebut, pada seachest juga terdapa dua saluran lainnya. Yaitu blow pipe dan vent pipe. Blow pipe digunakan sebagai saluran udara untuk menyemprot kotoran-kotoran di seachest. Sedangkan vent pipe digunakan untuksaluran ventilasi di seachest. Seachest untuk kapal ini diletakkan di lambung di daerah kamar mesin.
Cara kerja sistem ballast, secara umum adalah untuk mengisi tangki ballast yang berada di double bottom, dengan air laut, yang diambil dari seachest. Melalui pompa ballast, dan saluran pipa utama dan pipa cabang.
b. Fungsi Sistem Ballast
Sistem ballast merupakan sistem untuk dapat memposisikan kapal dalam keadaan seimbang baik dalam keadaan trim depan maupun belakang, maupun keadaan oleng. Dalam perencanaannya adalah dengan memasukkan air sebagai bahan ballast agar posisi kapal dapat kembali pada posisi yang sempurna.
c. Pelabuhan Asal dan Tujuan
Kapal tanker ini memiliki rute pelayaran dari makassar ke Tokyo.
d. Jumlah Muatan
Jumlah total muatan yang dapat diangkut di tangki ruang muat adalah mencapai 12498.954 ton. Yang dibagi ke enam tangki muatan
e. Rule dan Rekomendasi
Menurut Volume III BKI 1996 section 11 P, dinyatakan :
1) Jalur Pipa Ballast
• Sisi Pengisapan dari tanki air ballast diatur sedemikian rupa sehingga pada kondisi trim air ballast masih tetap dapat di pompa.
• Kapal yang memiliki tanki double bottom yang sangat lebar juga dilengkapi dengan sisi isap pada sebelah luar dari tanki. Dimana panjang dari tanki air ballast lebih dari 30 m, Kelas mungkin dapat meminta sisi isap tambahan untuk memenuhi bagian depan dari tanki.
2) Pipa yang melalui tangki
Pipa air ballast tidak boleh lewat instalasi tanki air minum, tanki air baku, tanki minyak bakar, dan tanki minyak pelumas.
3) Sistim Perpipaan
• Bilamana tanki air ballast akan digunakan khususnya sebagai pengering palka, tanki tersebut juga dihubungkan ke sistim bilga.
• Katup harus dapat dikendalikan dari atas geladak cuaca (freeboard deck)
• Bilamana fore peak secara langsung berhubungan dengan suatu ruang yang dapat dilalui secara tetap ( mis. Ruang bow thruster) yang terpisah dari ruang kargo, katup ini dapat dipasang secara langsung pada collision bulkhead di bawah ruang ini tanpa peralatan tambahan untuk pengaturannya.
4) Pompa Ballast
Jumlah dan kapasitas dari pompa harus memenuhi keperluan operasional dari kapal
f) Tangki Ballast
Tangki ballast pada kapal ini terdiri dari 5 tangki di bagian starboard dan 5 tangki di bagian portside. Dengan total kapasitas 1517.363 ton, dengan perkiraan lama pengisian 10 jam.
g) Jumlah dan Jenis Katup serta Fitting
Untuk katup dan fitting pada pipa hisap sistem ballast, pada gambar diperoleh jumlah fitting jenis Elbow 90o sebanyak 6 buah, katup jenis Butterfly 1 buah, strainer1 buah, dan 3 way valve sebanyak 1 buah. Sedangkan untuk pipa discharge sistem bilga, pada gambar terhitung fitting jenis Elbow 90o sebanyak 5 buah, butterfly 1 buah, strainer 2 buah, katup jenis SDNRV sebanyak 1 buah, dan 3 way valve sebanyak 1 buah. Dengan demikian total head losses diperoleh sebesar 22.45 m.
h) Pompa
Dari head losses yang telah dihitung diatas, maka saya dapatkan Daya pompa yang dibutuhkan sebesar 9.0208 kW atau sebesar 12.2665 HP. Oleh karenanya pompa yang saya pilih untuk memenuhi kebutuhan daya serta head tersebut adalah pompa bilga merek Shinko, type RVX 200S double stage, dengan putaran 1500 RPM, daya motor 15 kW, kapasitas 100 m3/jam, Head 50 m, dan frekuensi 50 Hz. Pompa bilga ini saya letakkan di tanktop.
i) Outboard
Air yang tidak terpakai akan dikeluarkan melalui Outboard. Dimana peletakan Outboard ini haruslah 0,76 m diatas garis air atau WL, pada satu outboard harus diberi satu katup jenis SDNRV.
j) Seachest
Seachest merupakan tempat di lambung kapal, dimana di sea chest terdapat pipa saluran masuknya air laut. Selain pipa tersebut, pada seachest juga terdapa dua saluran lainnya. Yaitu blow pipe dan vent pipe. Blow pipe digunakan sebagai saluran udara untuk menyemprot kotoran-kotoran di seachest. Sedangkan vent pipe digunakan untuksaluran ventilasi di seachest. Seachest untuk kapal ini diletakkan di lambung di daerah kamar mesin.
Sistem Ballast
Sistem Ballast adalah salah satu system pelayanan
dikapal yang mengangkut dan mengisi air ballast. Sistem pompa ballast
ditujukan untuk menyesuaikan tingkat kemiringan dan draft kapal, sebagai
akibat dari perubahan muatan kapal sehingga stabilitas kapal dapat
dipertahankan. Pipa ballast dipasang di tangki ceruk depan dan tangki
ceruk belakang (after and fore peak tank), double bottom tank, deep tank
dan tangki samping (side tank). Ballast yang ditempatkan di tangki
ceruk depan dan belakang ini untuk melayani kondisi trim kapal yang
dikehendaki. Double bottom ballast tank dan deep tank diisi ballast
untuk memperoleh sarat air yang layak, tangki ballast samping untuk
memperoleh penyesuaian sarat air dalam daftar.
Tangki ballast diisi dan dikosongkan dengan saluran
pipa yang sama, jika stop valve dipasang pada system ini. Jumlah berat
ballast yang dibutuhkan untuk kapal rata-rata 10% sampai 20% dari
displacement kapal. Keperluan system ballast dari kapal muatan kering
(dry cargo ship) adalah sama dengan system pipa bilga. Sistem pipa
ballast harus dapat / bisa memenuhi sarat untuk menyediakan pengisian
air ballast dari dry cargo tank atau ruangan yang berdampingan. Hubungan
antara saluran pipa bilga dan saluran pipa ballast harus dengan katup
tolak balik (non return valve).
komponen – komponen sistem ballast :
a. Tangki Ballast
a. Tangki Ballast
Tangki ballast berfungsi untuk menjaga kestabilan kapal baik saat
berlayar maupun saat kapal melakukan bongkar muat. Pada saat kondisi
kapal berlayar, tangki ballast dalam kondisi kosong, sedangkan saat
kapal melakukan bongkar muat, tangki ballast diisi untuk menjaga
kestabilan kapal.
b. pipa ballast
c. katup dan fitting
c. katup dan fitting
katup dan fitting yang biasa digunakan adalah
1. Elbow 90
2. filter
3. SDNRV
4. Gate valve
5. Sambungan T
6. Butterfly v/v
1. Elbow 90
2. filter
3. SDNRV
4. Gate valve
5. Sambungan T
6. Butterfly v/v
d. pompa
Pompa yang mendukung system ballast terdiri dari 2 pompa, yang juga
mendukung sistem lain, yakni sistem pemadam dan bilga. Pompa ini terdiri
dari pompa bilga-ballast dan pompa general service.
Pompa general service digunakan sebagai pompa kedua pada sistem Ballast. Jadi, pompa general service ini kapasitasnya cukup 85% dari kapasitas pompa Ballast agar dapat menghandle sistem Ballast tersebut, yaitu 85% dari pompa Ballast – Fire.
Pompa general service digunakan sebagai pompa kedua pada sistem Ballast. Jadi, pompa general service ini kapasitasnya cukup 85% dari kapasitas pompa Ballast agar dapat menghandle sistem Ballast tersebut, yaitu 85% dari pompa Ballast – Fire.
e. overboard
Fungsi outboard adalah untuk mengeluarkan air yang sudah tidak
terpakai. Peletakan Outboard ini haruslah diatas garis air atau WL dan
harus diberi satu katup jenis SDNRV
f. Seachest
terdiri dari High Seachest dan Low Seachest
terdiri dari High Seachest dan Low Seachest
g. pipa
terdiri dari pipa cabang dan pipa utama
terdiri dari pipa cabang dan pipa utama
3. Sistem Pemadam Kebakaran
Penggunaan air sebagai pemadam kebakaran
diperuntukkan bagi semua akibat kebakaran kapal, kecuali kebakaran yang
ditimbulkan dari batubara atau minyak. Sistem pipa kebakaran di kapal
ini dipusatkan di suatu ruangan kapal dan pipa-pipa ini menggunakan pipa
tembaga (copper) atau pipa galvani yang berdiameter 50 sampai 100 mm.
Pipa induk kebakaran terbentang disepanjang lambung kapal dan
diperlengkapi dengan hydrant tiap jarak tidak kurang dari 20 meter.
Saluran slang kanvas dihubungkan dengan hydrant.
a. Hydrant
Hydrant berfungsi sebagai sisi discharge dari
system pemadam kebakaran yang dipasang di deck. Hydrant dirancang dapat
mensuplai air dengan tekanan sedemikian rupa sehingga tekanan pada
nozzle (hoses) mencapai 2,5 Bar, sesuai dengan syarat yang diharuskan
kelas. Pemasangan Hydrant sepanjang main deck ditempatkan dengan jarak
tertentu dimana panjang hoses (15-20m) dapat mengcover seluruh bagian
dari deck kapal jika terjadi kebakaran.
b. Pompa
Pompa yang mendukung Fire Main system ini terdiri
dari 3 pompa, 2 merupakan pompa general service yaitu pompa bilga-fire
dan fire pump. Sedangkan yang satu lagi adalah emergency fire pump.
Emergency fire pump terletak di forecastle deck, yang mana
persyaratannya adalah harus berpenggerak sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar